Membangun Generasi Penerus Bangsa

Revisi : https://tinyurl.com/_2024

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar terutama dari sisi fisik wilayah, karena bangsa ini mempunyai luas wilayah yang luas, terdiri atas ribuan pulau yaitu pulau besar dan kecil, jumlah penduduk, wilayah perairan, berbagai suku daerah, adat budaya, belum lagi bila kita lihat kemampuan yang dimilikinya. Secara nyata Indonesia adalah bangsa yang besar.


Meskipun demikian kekuatan yang dimiliki belum dapat dimanfaatkan dan dikelola oleh manusia Indonesia sebagai pribumi, sehingga keadaan itu dimanfaatkan oleh bangsa asing untuk menguasai nya terutama dibidang pertambangan, pertanian, perikanan, perkebunan, kehutanan, industri, bahkan di sektor jasa sekalipun. 

Keadaan tersebut tentu bukan keinginan bangsa Indonesia, tapi disebabkan masih lemahnya faktor Sumber Daya Manusia atau masyarakat yang hidup sebagai pemilik sah sekaligus penghuni wilayah Indonesia ini, sehingga mengakibatkan untuk memberdayakan kemampuan yang dimiliki terpaksa dilakukan dengan cara mengundang investor dari luar negeri.

Namun ternyata keadaan itu belum menjadikan Indonesia menjadi negara yang maju, melainkan bila kita lihat dari berbagai bidang kehidupan kita masih jauh mengalami ketertinggalan, bahkan dengan bangsa yang "sebaya" dengan Indonesia ataupun bangsa yang pernah belajar kepada bangsa Indonesia. Lebih ironis lagi banyak warga bangsa kita bekerja ke luar negeri sebagai tenaga buruh, pembantu rumah tangga dan sedikit menjadi tenaga dengan keahlian.

Keadaan  ini tentu tidak dapat dibiarkan, karena sejatinya kita Indonesia memiliki berbagai sumber daya yang negara lain tidak memiliki terutama sumber daya alam, yang justru negara pengguna atau mengambil sumber daya Indonesia lebih makmur bahkan lebih maju dari Indonesia. Tentu ini ada kesalahan dalam mengelola arah dan tujuan bangsa ini.

Sumber daya manusia dapat unggul bila sistem pendidikan yang diberlakukan dalam penyelenggaraan pendidikan nasional dapat memberikan pembelajaran yang diikuti dengan pemahaman yang benar mengenai hakekat hidup mikrokosmis dan makrokosmik. Tanpa landasan itu saya pikir akan sulit seseorang mengenal jati dirinya, sedangkan yang diperlukan pada setiap makhluk hidup didunia ini adalah jati diri.

Mendidik anak bangsa

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional telah menngajukan kurikulum 2013 yang rencana diberlakukan pada tahun jaran baru 2013 bulan Juni ini, kurikulum ini sebagai penyempurnaan kurikulum tahun 2006 yang lalu, yang tentu tujuannya untuk memperbaiki mutu generasi bangsa dimasa depan.
Tentunya hal itu perlu disambut baik, karena pemerintah melihat adanya beberapa alasan antara lain :

  • Rendahnya daya nalar anak didik Indonesia hal ini dibuktikan dengan hasil survey PISA  bahwa kemampuan literasi matematika siswa Indonesia, yaitu berada di berada pada peringkat ke - 61 dari 65 negara pesertaa.
  • Orientasi anak didik pada nilai kelulusan
  • Rendahnya muatan budaya bangsa pada kurikulum 2006.
Meskipun perbaikan ini dijadikan dasar pemerintah untuk meningkatkan mutu generasi bangsa, namun pemikiran tersebut harus didukung dengan perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap tata cara belajar dan mengajar dalam kehidupan sehari - hari. Yaitu lingkungan yang berpengaruh terhadap  pengambilan sikap dalam kehidupan sehari - hari, baik itu dirumah, lingkungan sekolahan, tempat bermain, atau ditempat lainnya.

Pengurangan jumlah mata pelajaran di SD dari 10 mata pelajaran menjadi 6 mata pelajaran, tentu berakibat pada bertambahnya jumlah jam pelajaran setiap minggu untuk satu mata pelajaran perlu disikapi oleh guru atau tenaga pengajar untuk mengisinya dengan materi tema yang sesuai dengan silabus sebagai penjabaran dari kurikulum yang ditetapkan, bila ini tidak dilakukan dan justru dipergunakan oleh para  guru untuk urusan diluar kepentingan mendidik,


maka keadaan dapat berakibat pada semakin menurunnya mutu anak didik kita sebagai penerus bangsa. Disamping itu kemampuan guru untuk mengungkap dan menjelaskan pelajaran IPA dan IPS di tingkat SD secara bersamaan pada mata pelajaran yang ditetapkan sangat diperlukan.

Mendidik generasi penerus bangsa tentu tidak hanya dilakukan di bangku sekolahan saja diperlukan adanya saling keterkaitan antara berbagai pihak yang merupakan lingkungan kehidupan, baik sebagai dorongan ataupun pembangkit semangat yang sengaja ditujukan kepadanya, maupun hubungan keterkaitan yang terjalin oleh karena adanya hubungan dalam pergaulan, ataupun aktivitas lainnya.


Membangun generasi bangsa yang mempunyai dasar baik dalam bersikap, berpengetahuan luas, serta berkemampuan dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul dapat menjadi modal bagi bangsa ini kedepan. Dan sekali lagi semua itu harus dilandasi dari nilai budaya bangsa Indonesia.

Semoga kita dapat mewujudkan generasi bangsa yang mampu hidup pada zamannya, dengan mengibarkan panji panji jati diri bangsa Indonesia yang bermartabat.

Bogor, 9 Januari 2013.